kumpulan teks syarhil qur an terbaru
KementriamAgama RI, 2012, Al-qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, PT.Sinergi Pustaka Indonesia Syayit Ahmad Al-Hasyimi Al-Misri, 2005, Mukhtarul Hadist Ust. Tavip Hamdani,ST, 2009, Kumpulan Firman Pilihan Dalam Al-Qur'an, Terbit Terang Surabaya 'Isham Yusuf, 2002, Wasiat Rosul Untuk Orangtua Dalam Mendidik Anak, PT Grafindo Media Pratama
MusabaqohSyarhil Qur'an Pondok Pesantren Al Rosyid 2017di Agro Wisata Kebun Blimbing Ringinrejo Bojonegoro Jawa Timur
ContohCeramah Maulid Nabi: 3 Pengorbanan Rasulullah yang Mengharukan. Saudara dan saudari sekalian, momentum Maulid Nabi seharusnya membuat kita lebih mencintai Nabi Muhammad daripada Allah, dan cinta itu membuat kita mengikutinya dan mengikutinya. Jangan pergi, tetapi iman Nabi telah menjauhkan kita dari sunnah.
AplikasiHadits Web 7.0 menjadi aplikasi yang bukan hanya menyediakan kumpulan hadits melainkan sebagai wadah platform yang lengkap. Aplikasi ini juga menyediakan fitur pembacaan Al Quran per ayat dan per surat, terjemahan Al Quran, sejarah singkat beberapa ahli hadits, arsip bimbingan Islam, dan belajar fiqih Islam.
Kumpulanteks khutbah jumat singkat NU terbaru PDF lengkap dengan khutbah pertama dan kedua serta doanya. Loncat ke konten. tutup. tutup. Menu Mobile. Khutbah jumat PDF terbaru berikut ini akan menceritakan tentang tangisan Nabi Muhammad SAW yang sempat [] Pilihan Editor. Pilihan Editor Rabu, 22 Juni 2022, 06:03.
Site De Rencontre Gay En Cote D Ivoire. Teks Syarhil Quran Terbaru Teks Syarhil Quran – kali ini saya akan mempublish 3 Teks Syarhil Quran terbaik bisa didownload dimana teks ini pernah digunakan untuk perlombaan Musabaqah Syarhil Quran tingkat Nasional. Tapi sebelumnya akan dijelaskan sedikit pengertian dari Syarhil Quran itu sendiri. Pengertian Musabaqah Syarhil QuranTeks Syarhil Quran Terbaru1. Melestarikan Lingkungan Hidup Perspektif Al-Qur’anDOWNLOAD TEKS MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP PERSPEKTIF AL-QUR’AN2. Membangun Etos Kerja Dalam Memajukan BangsaDOWNLOAD TEKS MEMBANGUN ETOS KERJA DALAM MEMAJUKAN BANGSA3. Peran Keluarga Dalam Membentuk Generasi Yang Qur’aniDOWNLOAD TEKS PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK GENERASI YANG QURANI Pengertian Musabaqah Syarhil Quran Musabaqah Syarhil Quran merupakan salah satu cabang perlombaan yang diperlombakan dalam MTQ, syarhil quran ini konsep dasarnya adalah ceramah, yang disampaikan oleh tiga orang Pensyarah, Tilawah dan sari tilawah. Baca juga Contoh Khutbah Idul Fitri Terbaik Sepanjang Masa Contoh Teks Syarhil Quran 1. Melestarikan Lingkungan Hidup Perspektif Al-Qur’an الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وأنبت فيها من كل شيئ موزون. والصلاة والسلام على النبي المصطفى وعلى أله وأصحابه أئمة الهدى Dewan hakim dan hadirin yang kami banggakan… World resource institute, sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang lingkungan memcatat bahwa Indonesia memiliki 10 persen dari hutan tropis di dunia. Hutan Indonesia didiami 12 persen spesies binatang mamalia, 16 persen spesies binatang reptile dan ampibi. Lebih dari 1500 spesies burung dan perairannya di didiami 25 persen dari spesies ikan dunia. Akan tetapi, hutan Indonesia menyusut degan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Penebangan hutan yang tekterkendali kebakaran hutan yang tidak taratasi Menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Bahkan Indonesia tercatat sebagai wilayah degan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Persoalan tersebut hanya sebagian dari krisis lingkungan yang kita alami. Serangkaian bencana alam yang membahayakan biosfer dan ekosistem makhluk hidup, gempa bumi yang melanda, tsunami yang menghempas, gunung meletus memuntahkan lahar, banjir dan tanah longsor, merupakan fenomena yang akrab degan penduduk bangsa Indonesia. Sementara itu, secara global telah terjadi krusakan yang telah mengkhawatirkan, mulai dari kerusakan lapisan ozon, pemanasan global, efek rumah kaca, mencairnya es kutub, perubahan ekologi, dan berbagai bencana di berbagai belahan dunia. Bahkan belakangan ditemukan kasus pulau yang lenyap dari peta dunia karena naiknya permukaan laut diiringi kepunahan spesies binatang tertentu. Bila kondisi ini tidak mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak termasuk dari kita semua, maka kerusakan lingkungan semakin parah yang pada gilirannya akan berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup umat manusia sebagai pewaris alam semesta dan segala isinya. Oleh karena itu, izinkan kami pada kesempatan kali ini untuk menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Sebagai landasan mengawali syarahan ini mari kita degarkan lantunan kalam ilahi surat Al-hijr ayat 19-20 yang akan di bacakan oleh qoriah kami berikut ini. وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ. وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ Artinya “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dankami menciptakan pulamakhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.QS. Al-hijr ayat 19-20 Dewan hakim dan hadirin yang kami muliakan. shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah volume 7 halaman 111,menuliskan bahwa Allah menumbuhkembangkan bumi degan aneka ragam tanaman untuk kelangsungan hidup manusia. Allah menciptaan bumi seakan akan-terhampar,sehingga mudah didiami manusia dan memanfaatkan degan bercocok tanam diatasnya. Diciptaka-Nya pula jurang-jurang yang dalam, dialiri sungai-sungai kecil,kemudian bersatu menuju samudera luas. Di ciptakan-Nya pula di atas bumi itu gunung-gunung yang menjulang ke langit, di hiasi oleh aneka ragam tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menghijau, yang menyenangkan hati orang-orang yang memandangnya. Pada ayat 20 Allah menerangkan tentang anungrah yang tidak terhingga kepada manusia, yaitu diciptakanya bermacam-macam keperluan hidup bagi manusia. Allah ciptakan tanah yang subur,Allah ciptakan air yag dapat di minum dan menghidupkan tanam-tanaman, Allah jadikan laut yang di dalamnya hidup bermacam-macam jenis ikan yang dapat di makan serta mutiara dan barang-barang yang tak terhingga ini Allah ciptakan secara berkeseimbangan. Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah volume 7 halaman 78 menjelaskan bahwa. Allah SWT menciptakan semua makhluk saling kait-mengait. dalam keterkaitan itu lahir keserasian dan kesimbangan dari yang terkecil hingga yang terbesar dan semua tunduk dalam pengaturan Allah SWT. Bila terjadi gangguan pada keharmonisan dan keseimbangan itu, maka akan terjadi kerusakan, yang pasti berdampak pada manusia baik yang merusak maupun yang merestui kerusaka itu. Keseimbangan dan keserasian alam semesta dan segala isinya Allah warisi kepada manusia untuk kemudahan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan degan mendapatka berbagai manfaat, maka anugrah besar ini harus di jaga dan di pelihara yaitu degan menjaga keseimbangan ekosistem alam. Namu hadirin yang mulia, fenomena kerusakan alam tampak nyata dihadapan kita seperti pemanasan global,kemarau panjang dan kekeringan,menyebarnya hama kematian,banyak spesies hewan yang punah,gunung berapi memuntahkan lahar,gempa bumi yang berskalaliter tinggi. Ini semua sebagai tanda dari kerusakan keseimbangan sehingga terjadi ketidak harmonisan alam. Al-Qordawi dalam kitabnya Ri’ayatul bi-ati fi syari’ati islam menjelaskan bahwa, إن تصرفات الإنسان منحرفة هي السبب الأول وراء ذلك Perilaku manusia yang menyimpang terhadap lingkungan adalah faktor utama kerusakan lingkungan itu sendiri. Hal ini telah di tegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Ar-rum ayat 41 sebagaimana yang akan dilantunkan oleh qoriah kami berikut ini ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Artinya”Telah terjadi kerusakan di darantan maupun di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagianakibat perbuatan mereka, agar merekakembalike jalan yang benar. Al-asfahani menjelaskan sebagai sebagai mana yang di kutip oleh Qurash shihab dalam tafsir Al-Misbah halaman 76 menjelaskan bahwa kata Al-fasad pada ayat diatas keluarnya sesuatu dari keseimbangan baik sedikit maupun banyak. Ayat diatas menyebutkan darat dan laut sebagai tempat terjadinya Al-Fasat, berarti daratan dan lautan sebagai arena terjadi berarti daratan dan lautan itu sendiri yang rusak. Al-Alusi dalam tafsirnya ruhul Ma’ani jilid 21 halaman 47 menafsirkan bahwa kata alfasad pada ayat di atas degan arti kekeringan,kematian makhluk hidup, banyak terjadi kebakan lahan serta banyak terjadinya bencana dan malapetaka. ketidak seimbangan serta kekurangan manfaat sehingga menimbulkan banyak ikan yang mati hasil laut berkurang, daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Al-hasil keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Secara ekslisit, ayat ini menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi di sebabkan oleh tangan manusia. Bencana yang datang silih tangan manusia yang ekploitasi alam tanpa diiringi upaya menjaga kelestarianya. Ke angkuhan tangan-tangan manusia yang berlindung di balik dalih sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam, sehingga yang tampak adalah krisis lingkungan, folusi dan malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmosfer, banjir yang menyebarkan wabah penyakit, erupsi gunung yang menelan korban jiwa, dan kebakaran hutan yang mengakibatkan kerugian ekonomi. Al-Qordawy dalam kitabnya Riiayatul biiati fi syari’atil islam mulai halaman 234-240 menawarkan langkah-langkah soluif dalam usaha menjaga kelestarian hidup agar tidak semakin parah tingkat kerusakannya kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan besarnya dampak bahaya bagi kelangsungan hidup manusia apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup. para generasi yang akan mewarisi lingkugan ini akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. perundang-undangan dan peraturan yang di sertai degan hukuman bagi pelaku perusak lingkungan. kerja sama antar berbagai negara dan institusi serta lembaga dalam upaya menjaga kelestarian hidup. Dewan hakim dan hadirin yang kami hormati Berdasarkan uraian ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Melestarikan lingkungan hidup merupakan keniscayaan, yang di perintahka oleh Al-Qur’an dan semua ini tunduk dalam pengaturan Allah SWT. Demi tercapainya kemaslahatan, keseimbangan, keharmonisan, kelangsungan hidup umat manusia dan seluruh makhluk yang berada di dalam alam semesta ini. Terjadi kerusakan di muka bumi merupakan fenomena yang lahir dan nyata di hadapan mata kita yang di sebabkan oleh perilaku tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, rakus, semena-mena dan memperturutkan hawa nafsu mereka. Rusak lingkungan bukan fenomena alam bukan pula terjadinya tanpa sebab dan alasan. Namun kerusakan itu mutlak tangan manusia. Inilah yang dapat kami sampaikan mengakhiri syaraha ini kami persembahkan sebuah pantun والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته DOWNLOAD TEKS MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP PERSPEKTIF AL-QUR’AN Teks Syarhil Quran Nasional 2. Membangun Etos Kerja Dalam Memajukan Bangsa السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله الذى علّم بالقلم، علّم الإنسان ما لم يعلم. اللّهمّ صلّ وسلّم وباركْ على محمدٍ سيّد العرب والعجم وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بدين الإسلام، أمّا بعد. Dewan Hakim dan Hadirin Yang Kami Muliakan Indonesia adalah negara tropis yang subur didataran khatulistiwa. Negara kita memiliki kekayaan sumber daya mineral dan geologi yang melimpah untuk membangun bangsa. Sehingga Quraisy Shihab mengibaratkan Indonesia, laksana sekeping tanah syurga yang dihamparkan di persada nusantara. Penduduk Indonesia yang sudah melebihi 254 juta jiwa merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan bangsa menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Kondisi ini dapat diwujudkan bila dilakukan dengan etos kerja yang tinggi. No Process Without Sweat, ”tidak ada keberhasilan tanpa keringat”. Namun, secara kasat mata kita melihat negara Indonesia masih mundur, kehidupan rakyat belum makmur, pembangunan bangsa Indonesia masih tersungkur. Sumber daya alam yang kita miliki belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh bangsa kita. Perekonomian, sosial, budaya, politik, saints dan teknologi, masih dicengkeram oleh bangsa lain. Kita menjadi bangsa yang sangat tergantung kepada mereka, bahkan kita terkesan menjadi budak mereka. Inilah kondisi ril bangsa kita dewasa ini. Atas dasar inilah tergugah hati kami untuk menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul “MEMBANGUN ETOS KERJA DALAM MEMAJUKAN BANGSA” Sebagai landasan utama mari sama-sama kita mendengarkan firman Allah dalam al-Qur’an, surah al-Qashas ayat 77 وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS. al-Qashas 28 77] Dewan hakim dan Hadirin yang kami hormati Ayat tersebut diawali dengan kalimat WABTAGHI Secara semantic, الواو عاطف واو IBTAGHI فعل الامر Istinbatnya الأصل في الأمر للوجوب Pada dasarnya suatu perintah adalah wajib. Oleh karena itu, wajib bagi kita semua terus berusaha dan bekerja mencari berbagai anugrah Tuhan, baik untuk kebahagian hidup jangka panjang maupun jangka pendek demi kemajuan dan pembangunan bangsa. Baca juga 25+ Contoh Sambutan Ketua Panitia Keren, Berbagai Acara Lengkap! Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami cintai Dalam TAFSIR AL-QURAN AL-AZIM, karya Al-Hafizh Imaduddin, Abul Fida’ Isma’il bin Umar bin Katsir, Jilid ke-3 halaman 506, beliau menjelaskan bahwa kita diberikan kebebasan oleh Allah dalam bekerja untuk mendapatkan anugerah-Nya dan berbagai nikmat yang Allah sediakan untuk hambanya. Setiap nikmat yang diperoleh harus disyukuri dan dimanfaatkan untuk menambah ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Disinilah lahir motifasi dan semangat kerja seorang muslim yang melahirkan etos kerja yang tinggi. Ayat tadi mengajarkan kita agar dapat bersaing dengan kualitas Sumber daya manusia yang tinggi. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitastinggilah dapat mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan. Untuk membangun bangsa, kualitas sumber daya manusia dan etos kerja yang tinggi merupakan prasyarat mutlak agar kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dapat diraih sekaligus. Rasulullah SAW. telah memberikan motifasi kepada kita dalam meningkatkan sumber daya manusia dan etos kerja yang tinggi, Rasul bersabda اعمل عمل امرئ يظن أن لن يموت أبدا، واحذر حذر امرئ يخشى أن يموت غدا رواه البيهقى عن ابن عمر Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok. HR. al-Baihaqi dari Ibnu Umar Dewan hakim dan Hadirin para pemuda yang kami banggakan Rasulullah SAW. telah sukses menyebarkan agama Islam, yaitu membangun generasi cemerlang, generasi dengan sumber daya manusia berkualitas dan etos kerja yang tinggi. Generasi yang memiliki kekentalan ’akidah, kekuatan iman, kemuliaan akhlak, dan daya juang yang tinggi dan hebat. Seperti Abdurrahman bin ’Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abul ’Ash bin Rabi’ dan para shahabat lainnya. Rasulullah dan para shahabat telah berhasil melahirkan umat terbaik pada masanya. Inilah model pemimpin yang patut kita jadikan sebagai pedoman dalam bekerja dan menghiasi diri degan kinerja yang terbaik agar tertanam dalam jiwa kita untuk bekerja dan bekerja demi mana dalam Al-Qur’an surah At-taubah ayat 105 وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Artinya dan katakanlah, “bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaaan kamu itu dan akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu di berikan-nya kepada mu,apa yang telah kamu kerjakan”. Dewan hakim dan hadirin yang kami muliakan Dalam ayat ini Allah menegaskan kepada kita semua agar giat bekerja, berusaha dan berkarya yang di isyaratkan dalam kalimat “اعملوا ماشئتم“ berkaryalah kamu sesuai dgan skill masing-masing, demikian penafsiran Ali Ashabuni dalam shofwatut Tafasir. Kita kaji lebih mendalam, dalam ayat tersebut terdapat kalimat اعملوا secara semantik merupakan sighat amar, Berkaitan erat degan hal tersebut, Quraish shihab menjelaskan, secara eksplisit ayat tadi mengandung suatu perintah kepada kita semua yaitu, kita harus memiliki mental baja dan meningkatkan etos kerja dan sumber daya manusia yang tinggi, kita harus mampu memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya tanpa membagikan sedetikpun kepada kelalaian dan jagan pernah kita lupa bedoa kepada Allah, sebab manusia hanya wajib berusaha, Allah lah yang menentukan hasilnya. Hadirin jika sikap tadi telah menghujam di dalam qalbu, tertancap dalam sanubari, bangsa itu pasti akan memiliki sumber daya manusia dan etos kerja yang tinggi degan inilah bangsa kita akan maju. Pepatah barat megatakan “many great man starter from the newspaper boy” banyak orang yang sukses mengawali karirnya hanya degan berjualan koran. Bukan jualan korangnya yang kita pandang, tapi otos kerjanya yang harus kita teladani, sebab apapun pekerjaannya jika diiringi degan etos kerja yang tinggi maka pekerjaan itu akan membawa kepada kesejahteraan, walaupun pekerjaan itu hanya menjual koran. Hadirin, dalam mengimplementasikan ajaran islam tentang etos kerja, pemerintah republik Indonesia telah mencanangkan semboyan “AYO KERJA” pada dirgahayu kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 Agustus 2015 yang lalu. Dr. Ismail Sabri Abdullah, seorang pengamat dunia ketiga menjelaskan bahwa umat islam saat ini termasuk bangsa Indonesia adalah umat terbelakang, umat terlemah, jauh dari bangsa-bangsa lain, kita jauh tertinggal oleh Amerika yang Atheis, kita jauh tertinggal dari Rusia yang Komunis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Kontusionistaosis, bahkan jauh tertinggal oleh Jepang dan China yang Budhis Taosis. Kenapa mereka bisa maju, sementara kita umat islam tertinggal? Jawabanya karena mereka memiliki sumber daya manusia dan etos kerja yang tinggi, sedangkan kita masih dililit degan mental-mental statis, pesimis dan pengemis. Hadirin apakah kita ingin di katakan mental pesimis? Oleh karena itu,Wahai umat Islam, wahai Bangsa Indonesia, Wahai para pemuda, bangkit dan bangkitlah, songsonglah masa depat ini degan giat berusaha, mari tinggalkan bermalas-malasan, isi masa muda kita degan giat berprestasi. Ingat! Insan pemalas tidak akan pernah merasakan manisnya madu. Tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. Dewan Hakim dan hadirin yang berbahagia. Dari ayat dan hadits pada syarahan tadi dapat kita simpulkan bahwa Etos kerja merupakan sikap kepribadian yang melahirkan sikap selalu obsesif, kreatif, meningkatkan produktifitas yang tinggi, selalu ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat, dan sebagai manifestasi dari Iman dan amal shaleh. Kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi amat dibutuhkan agar manusia dapat bersaing dan melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan di era industry sekarang ini. Sasaran pembangunan harus diarahkan kepada pembangunan manusia paripurna, beriman, berkualitas dan kerja keras, karena pada manusialah terletak kekuatan pembangunan yang sesungguhnya. Semoga Dengan etos kerja yang tinggi dan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal, bangsa kita akan sanggup bersaing dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju, bangsa kita akan jaya, rakyat kita akan sejahtera dibawah lindungan dan ampunan Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته DOWNLOAD TEKS MEMBANGUN ETOS KERJA DALAM MEMAJUKAN BANGSA Musabaqah Syarhil Quran 3. Peran Keluarga Dalam Membentuk Generasi Yang Qur’ani السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله الذي جعل الفتى قوة شديدا والصلاة والسلام على النبي المصطفى وعلى أله وأصحابه أهل الصدق والوفى…أما بعد Dewan hakim yang arif dan bijaksana. Hadirin generasi qur’ani yang kami hormati… “Keluarga merupakan potret miniatur sekaligus cerminan dan tatanan sebuah masyarakat. Bila keluarga baik, maka akan baik pula masyarakat dan bangsa tersebut. Sebaliknya hadirin, jika institusi keluarga rusak, rumah tangga hancur, maka ini merupakan isyarat awal dari kehancuran sebuah bangsa”. Demikian ungkapan syeikh Aidil Fathi’ Abdullah dalam karyanya “ buyutuna kama yajibu an takuna” Ungkapan tersebut mengambarkan betapa penting peran keluarga dalam membangun sebuah bangsa, jika kita mengingikan bangsa yang baik, maka bangunlah keluarga yang islami, rumah tangga yang qur’ani, figur ayahanda yang bijak dan berwibawa serta sosok ibunda yang lembut dan penyantun. Namun seiring perkembangan zaman, keluarga tidak lagi dibangun atas dasar cinta dan iman, namun atas dasar nafsu dan kepalsuan, rumah tangga yang kita harapkan menjadi madrasatul u-la justru menjadi tempat persingahan semata. Oleh sebab itu, tidak mustahil rumah tangga yang seperti ini akan melairkan generasi perampok, penjilat, para koruptor, serta sampah masyarakat yang pada akhirnya akan meruntuhkah istana bangsa. Prihatih kami atas dasar tersebut, tergugah hati kami untuk menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul “PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK GENERASI YANG QUR’ANI” Degan rujukan surah An-Nisa’ ayat 9 وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا Artinya Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya maninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Hadirin, para pemuda harapan bangsa .Para pemudi, harapan pertiwi Menurut imam Ath-Thabari dalam tafsir jaami’ul Bayyan, Fakhruddin ar-Razi dalam tafsir al-Kabir serta mayoritas pakar tafsir lainya mengatakan bahwa ayat tadi hanya di tunjukan kepada orang tua yang telah lanjut usia, sakit-sakitan serta memiliki tanda-tanda kematian. Namun menurut Muhammad Sayyid Thanthawi dalam tafsir al-Wasith, ayat ini merupan peringatan kepada semua orang untuk khawatir, cemas dan takut untuk meninggalkan generasi yang lemah. Lebih lanjutnya hadirin, pakar tafsir Indonesia berdarah Arab, Muhammad Quraish Shihab, mengatakan bahwa ضعافا bermakna lemah harta. Namun jika kita kaji lebih mendalam, bukankah karna lemah ekonomi, lemah harta, anak-anak, remaja dan generasi muda tidak berpindidikan? Akhirnya lahirlah kebodohan, keterbelakangan, buta huruf, tidak faham agama, lebih tragis, anak-anak tidak pernah mengenal Al- Qur’an. Menurut data statistik tahun 2014, indonesia yang mayoritasnya muslim dan fanatic dengan keislamanya, namun 75% generasinya tidak mampu membaca Al-Qur’an, fakta tersebut cukup memalukan, mengkhawatirkan, bahkan mencemaskan kita. Hadirin, disadari atau tidak ini merupakan rencana awal barat dalam menjajah dunia islam, perdana menteri Victoria, pernah bepidato di depan parlemennya “Apabila kita ingin mengalahkan Negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, maka yang paling utama harus dilakukan adalah menjauhkan mereka dari Al-Qur’an supaya mereka buta terhadap kandungannya. Sebab, hanya dengan itu kita akan berhasil menaklukan mereka. Selama mereka berpegang teguh pada Al-Qur’an , selama itu pula kita tidak akan sanggup mengalahkan mereka. Oleh sebab itu, keluarga sebagai madrasah pertama umat islam, bekewajiban untuk mndidik, mengarahkan dan mengajarkan anak-anak Al-Qur’an. Sebagaimana di katakan dalam ungkapan Arab البيت المدرسة الأولى Rumah merupakan sekolah utama, jika di persiapkan degan baik, maka akan melahirkan para remaja sebagai generasi yang kuat. Lantas bagaimana menciptakan generasi qur’ani?. Dalam surah at-tahrim ayat 6 sebagaimana yang di bacakan qariah kami berikut ini يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون Artinya Hai orang-orang yang beriman, peliharahlah dirimu dan keuargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintah-nya kepada mareka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahnya. Hadirin para calon penghuni syurga Ketika ayat ini turun Umar bin Khatab bertanya kepada baginda Rasulullah saw “ya rasulullah, kami telah menjaga diri kami, tapi bagaimana menjaga keluarga kami?” Lantas rasulullah menjawab Engkau cegah mereka dari larangan Allah dan menyuruh keluargamu kepada perintah sang rabbul Alamin. Lebih lanjut hadirin, imam Ali Ash-Shabuni dalam tafsir shafwantafasir menjelaskan bahwa jagalah dirimu dan periharalah istri-istrimu dan anak-anakmu dari siksaan neraka yang pedih, degan cara memerintahkan mereka untuk meninggalkan maksiat, mengerjakan ketaatan serta mendidik dan menanamkan Al-Qur’an dalam jiwanya. Degan demikian, ayat tadi merupakan landasan filosofis bagi orang tua dalam menjaga, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Sebab itu, al-Muntaqo dalam kitabnya “kaifa nusaa idul Abna’ Ala Qiyamihimul khuluqiyyah” mengatakan bahwa anak-anak memang butuh materi,anak-anak juga memerlukan tarbiyyah jasmaniyyah, namun,mereka jauh lebih memerlukan tarbiyah islamiyah, rabbaniyyah dan qur’aniyyah. Sejarah telah membuktikan, bukankah orang seperti Alfredo Timoti, seorang mafia kelas kakap dunia, Jhonson the Lion Boy, seorang La Cosa Nostra Amerika, Kazuo Nomigaki seorang Yakuza Jepang, serta Lee Tiger Lee, seorng preman Hongkong, mereka telah menciptakan keonaran dunia, membajak pesawat, menjadi gembong narkoba, memperjualbelikan wanita, ternyata mereka adalah sosok anak-anak muda yang terlahir dari rahim para ibunda yang tak betah di rumah, hidup dalam kemegahan, bergelimang harta, namun tak penah tersentuh kasih sayang orang tua. Sebaliknya, Muhammad bin Idris atau Imam Syafi’i, tumbuh dari keluarga yang sederhana di besarkan dalam kondisi yang pas-pasan, namun degan kasih sayang dan tarbiyyah quraniyyah mengantarkan beliau sebagai tokoh dan ulama besar dalam peradaban islam. Tidak salah jika salah satuu hadisnya Rasul berujar عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو يمجسانه أو ينصرانه .رواه البخاري ومسلم Setiap anak yang di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, maupun Majusi. Hadirin yang kami muliakan… Akhir dari syarahan tadi dapat kita simpulkan Keluarga merupakan benteng utama umat islam, jika kita mendambakan masyarakat yang taat, umat yang hebat, bangsa yang kuat, maka mari ciptakan keluarga-keluarga yang sakinah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, manhaj dan jalan hidup. Mengakhiri syarahan ini, kami persembahkan sebuah pantun Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas segala perhatian. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته DOWNLOAD TEKS PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK GENERASI YANG QURANI Lanjut baca 10 Dayah Terpadu / Pesantren Modern Terbaik Di Aceh 7 Tips Belajar Fahmil Quran, Peserta MFQ Wajib Baca!
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. TOLERANSI LINTAS AGAMADALAM MEMBANGUN INDONESIA YANG HARMONIS DAN BERSAHAJAOleh Samsul ZakariaKerukunan berbangsa dan bernegara terusik oleh hadirnya intoleransi dalam kehidupan beragama. Perusakan tempat ibadah umat agama lain yang terjadi di banyak tempat menegaskan betapa toleransi lintas agama masih menjadi barang mahal nun langka di negeri kita tercinta, Indonesia. Terlepas apa yang menjadi motif perusakan itu, kita sepakat bahwa tindakan tersebut seharusnya tidak terjadi di negeri yang menjunjung tinggi kerukunan dalam beragama. Bukankah anarkisme –apalagi menyangkut agama yang sangat sensitif– justru menahbiskan nafsu kebinatangan yang selaiknya dibuang jauh-jauh dari benak manusia. Sepertinya, kita perlu melirik falsafah –yang konon milik– suku Bali la’alla ash-shawāb. “Masjid adalah rumah kami, namun digunakan oleh saudara kami yang beragama Islam.” Begitu sikap mereka yang juga diterapkan kepada umat beragama selain Islam. Ungkapan di atas menggambarkan betapa kerukunan antar umat beragama benar-benar terlihat dalam keseharian mereka. Tidak ada sikap saling mencurigai apalagi saling mengintimidasi. Justru, yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah kenyamanan dalam keragaman. Inilah yang dalam istilah psikologi disebut get comfortable in paradox’. Sebuah kondisi jiwa yang mampu merasakan ketentraman meskipun berada di tengah paradoksal kehidupan. Berangkat dari paparan singkat di atas, dalam kesempatan ini, izinkanlah kami membawakan pensyarahan Al-Qur’ān dengan judul “Toleransi Lintas Agama, dalam Membangun Indonesia yang Harmonis dan Bersahaja”, dengan landasan Al-Qur’ān Surat al-An’ām [6] ayat 108 dan Surat al-Mumtahanah [60] ayat rahimakumullah,Agama adalah perihal yang substansial dalam kehidupan manusia. Sejak pertama terlahir ke dunia, manusia sudah terikat kontrak ilahiyah untuk mengabdikan diri kepada Allāh SWT. Inilah yang menjadikan manusia selalu mencari realitas kebenaran mutlak yang pada akhirnya akan bertemu dengan Allāh SWT. Namun, dalam praktiknya tidak semua orang “diberi hidayah” untuk memeluk Islam sebagai agama yang paling diridhai. Aneka agama yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah bukti ketidaktunggalan hasil pencarian agama masing-masing insan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah kedewasaan sikap untuk tidak saling mencela sembahan umat agama lain. Berkaitan dengan hal ini, Allāh SWT berfirman dalam surat al-An’ām ayat 108 yang berbunyi wurq7Ý¡núïÏ%©!$tbqããôt`ÏBÈbrß!$q7Ý¡usù©!$JrôtãÎötóÎ/5Où=Ïæ3y7Ï9ºxx.$¨YyÈeä3Ï9>p¨Bé&óOßgn=uHxå§NèO4n<ÎNÍkÍh5uóOßgãèÅ_ó£DOßgã¥Îm7t^ãsù$yJÎ/qçR% “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allāh, karena mereka nanti akan memaki Allāh dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami Jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan Memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” QS. al-An’ām [6] 108Hadirin rahimakumullah, Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa Allāh melarang umat Islam untuk memaki tuhan orang-orang musyrik walaupun ada nilai kemaslahatan dalam makian tersebut. Sebab, akan terdapat mafsadah/kerusakan yang lebih besar yaitu sikap mereka yang memaki Tuhan orang-orang yang beriman. Dengan adanya larangan tersebut, sikap saling menghargai antar pemeluk agama seharusnya ditampilkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak perkara yang lebih besar yang sebenarnya dapat diselesaikan bersama, dengan mengesampingkan latar belakang agama. Tidak dapat dimungkiri bahwa Allāh memerintahkan umat Islam untuk mengambil jarak demarkatif dengan non-muslim. Betapapun demikian, menurut al-Ustādz asy-Syahīd Sayyid Quthb dalam kitabnya at-Tafsīr fi Zhilālil Qurān, Allāh juga mengajarkan kepada umat Islam agar dalam mengambil jarak tersebut dilakukan dengan beradap, penuh wibawa, dan penuh harga diri. Hal ini adalah suatu sikap yang sesuai dengan statusnya sebagai orang-orang yang beriman. Dalam konteks ini, nilai persamaan sebagai manusia lebih dikedepankan. Sementara, agama boleh dikesampingkan dalam hubungan sosial karena agama adalah wilayah lintas agama adalah syarat mutlak untuk menjalin kerukunan di tengah kehidupan bangsa yang beraneka ragam. Pluralitas sendiri sebenarnya adalah sebuah keniscayaan yang sengaja diciptakan oleh Allāh SWT. Dengan adanya keragaman, khususnya dalam masalah agama, kedewasaan sikap menjadi tuntutan utama. Sebab, jika hal itu diabaikan maka akan menimbulkan kekacauan chaos yang justru merusak tatanan kehidupan. Dengan hadirnya toleransi –yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasāmuh–, umat beragama dapat hidup rukun rahimakumullah, Islam adalah agama yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Islam menjadi rahmat bagi semua manusia dan semesta alam. Artinya, nilai-nilai kasih sayang dalam Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam an sich. Lebih dari itu, Islam adalah agama yang sejak awal bertujuan menciptakan perdamaian dunia. Sikap saling menolong ta’āwun, apalagi menyangkut kemaslahatan bersama, bukanlah hal mustahil untuk dilakukan. Potret kehidupan yang rukun –antara umat Islam dan non-muslim– ketika Nabi Muhammad SAW hidup di Madinah menjadi preseden terbaik untuk mengaplikasikan nilai kerahmatan sebenarnya membuka “keran” yang lebar bagi umatnya untuk berbuat baik kepada umat agama lain. Betapapun agama mereka berlainan, namun mereka tetaplah makhluk ciptaan Tuhan yang berhak atas perlakuan baik selama hidup di dunia. Justru, ketika umat Islam bersikap “sinis” kepada mereka akan menciderai substansi Islam itu sendiri. Islam tidak menginginkan orang memeluk agama karena faktor keterpaksaan. Bukankah sudah jelas bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Berkaitan dengan hal ini, marilah kita simak firman Allāh dalam surat al-Mumtahanah [60] ayat 8, yang berbunyiwâ/ä38yg÷Ytª!$Ç`tãtûïÏ%©!$ “Allāh tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allāh Mencintai orang-orang yang berlaku adil.” QS. al-Mumtahanah [60] 8Hadirin rahimakumullah, Dalam Tafsir al-Jalālain secara singkat diartikan bahwa dhamīr “hum” dalam ayat di atas bermakna “al-kuffār” orang-orang kafir.لاَيَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَيْ لَا يَنْهَاكُمْ عَنِ الْإِحْسَانِ إِلَى الْكَفَرَةِ الَّذْيِنَ لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُظَاهِرُوْا أَيْ يُعَاوِنُوْا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ كَالنِّسَاءِ وَالضعفَةِ مِنْهُمْDemikian Ibnu Katsir menerangkan dalam kitabtafsirnya. Maksudnya adalah, Allāh tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir yang tidak berniat membunuh dalam agama dan tidak bersekongkol untuk mengusir umat gambarannya dapat kita cermati dalam kisah berikut. Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddīq menceritakan bahwa ibunya –yang ketika itu masih musyrikah– berkunjung kepadanya, maka ia pergi menemui Rasulullah bertanya “Bolehkah saya menjalin hubungan dengan ibu saya?” Nabi kemudian menjawab “Ya! Jalinlah hubungan baik dengannya.” HR. Bukhari-MuslimKata tabarrūhum تَبَرُّوْهُمْ dalam ayat di atas, menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, berasal dari kata “al-birr” yang artinya adalah kebajikan yang luas’. Dataran yang terhampar di persada bumi ini dinamai “bar”, karena luasnya. Dengan pemahaman tersebut, tercermin izin justifikasi melakukan aneka kebajikan bagi non-muslim, selama tidak membawa dampak buruk bagi umat Islam. Sebagai penegasan, ternyata Islam membukan jalan untuk berbuat ihsān kepada non-muslim. Kebaikan yang dapat dilakukan sangatlah beragam sebagaimana penjelasan semantik di atas. Dengan kebaikan yang disebarluaskan tersebut, toleransi akan dapat pula kata tuqsithū تُقْسِطُوْا, berasal dari kata al-qisth, yang berarti adalah adil’. Masih merujuk goresan tinta Quraish Shihab, pakar tafsir dan hukum, Ibnu Arabi sampai kepada simpulan “Tidak melarang kamu memberi sebagian dari harta kamu kepada mereka.” Pertolongan yang boleh diberikan kepada non-muslim tidak hanya berupa bantuan moril, tetapi dapat berbentuk materiil. Hal ini semakin membuka jalan untuk bersama-sama berjuang mengentaskan kemiskinan bangsa. Lebih dari itu, konsepsi ini berdampak positif terhadap kebersatuan bangsa dalam menciptakan perekonomian yang adil dan rahimakumullah, Pentingnya membangun bangsa yang harmonis dan bersahaja seharusnya menjadi kesadaran seluruh elemen bangsa. Dimana hal ini baru dapat diwujudkan ketika seluruh elemen bangsa dapat berjabat-erat, bersatu-padu, bergandengan-tangan, mewujudkannya dalam kehidupan bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika. Sekat agama yang seringkali dijadikan pembatas ekstrim hendaknya dihindarkan untuk kebaikan bersama demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang harmonis dan bersahaja. Harmonis adalah arti hadirnya kerukunan di tengah keberagaman. Bersahaja dalam pengertian, berpegang teguh terhadap moralitas dan patut menjadi teladan bagi bangsa apa yang dituliskan oleh Marwan Ja’far dalam sebuah opini di Harian Republika. “Kita perlu kembali pada prinsip umum ajaran Islam maqāshid al-syarī’ah tentang eksistensi agama lain, yakni pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusian dan keabsahan de facto dan de jure sebagai bagian integral dari sebuah komunitas. Hubungan muslim dan pemeluk agama lain wajib dipandang sebagai anggota yang memiliki tanggung jawab terhadap keutuhan komunitas.” Dalam konteks ini, toleransi bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan namun sudah menjadi bagian kehidupan bangsa. Dengan demikian maka keharmonisan dalam kehidupan beragama akan rahimakumullah,Simpulan yang dapat kita petik dari pensyarahan Al-Qur’ān di atas adalah sebagai berikut. Pertama, di tengah kehidupan bangsa yang plural, toleransi menjadi pijakan utama untuk merajut persatuan dan kesatuan. Ketika toleransi hilang dari tengah-tengah kehidupan maka yang terjadi adalah sikap saling mencurigai yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, toleransi tasāmuh dalam konteks agama Islam adalah bagian dari cara untuk membumikan nilai kerahmatan Islam kepada semesta alam. Ketika hal ini dapat terwujudkan maka kedamaian peace di bumi tercinta Indonesia akan menjadi sajian penutup, jika toleransi lintas agama dapat terjalin, impian untuk hidup di tengah bangsa yang harmonis dan bersahaja insyā Allāh akan segera terwujudkan. Semoga Allāh memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada kita. Āmīn ya Mujība du’āi as-sāilīn. []Wallāhu al-muwaffiq ila aqwami ath-tharīq. Wa huwa al-hādiy ila shirāthil Naskah boleh digunakan untuk kepentingan apapun, khususnya Musābaqah Syarhil Qur’ān dengan mencantumkan sumbernya. Jazakumullāh… Lihat Sosbud Selengkapnya
Related PapersMultatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa. Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya baru. Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab " if the habitat was cared will give function but if not it would make destroy ". Jika alam lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of Civilization in England. Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita akan membicarakan tentang, " Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam " , dengan rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 Kepemimpinan Rasul dengan berdasar 4 sifat wajib RasulPada dasarnya buku ini lahir dari ketidakpuasan penulis terhadap para pengkhutbah era ini yang sering kali “sembarangan” dalam berkhutbah, dengan cara menghilangkan berbagai rukun yang seharusnya tidak boleh ditinggalkan karena akan merusak ibadah jum’at tersebut. Entah apakah karena lupa atau tidak tahu, atau memang berbeda prisnsip namun tidak mau untuk bertanya dan bertoleransi sebagai sikap penghormatan terhadap pola ditempat ia berkhutbah yang berbeda dengannya. Padahal sejarah telah mengajarkan tentang bagaimana harus saling menghormati di dalam beribadah meskipun berbeda secara prinsip. Contohnya adalah, kisah yang sangat populer di tanah Batavia, di mana Buya Hamka pada suatu hari dipertanggungjawabkan sebagai imam dan khatib di Masjid al-Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan. Akan tetapi saat itu seorang tokoh Nahdhatul Ulama’ NU Kiai Abdullah Syafie datang untuk shalat Juma’at di sana. Pada saat itu, begitu bahagia Buya melihat kedatangan tokoh ulama Betawi tersebut, dan akhirnya meminta beliau Kiai Abdullah untuk menaiki mimbar menggantikannya sebagai khatib. Buya juga meminta supaya adzan dikumandangkan sebanyak dua kali untuk menghormati kebiasaan yang diamalkan di masjid-masjid NU yang berpegang dengan mazhab al-Syafie. Jadi, bukan hanya mimbar Jumaat yang diserahkan, bahkan adzan pun ditambah menjadi dua kali, semata-mata karena Buya Hamka menghormati pendapat sahabatnya. Inilah contoh dua orang tokoh ulama Indonesia sejati yang ilmunya mendalam dan wawasannya luas. Siapa yang tidak mengenali Buya Hamka, pengarang kitab Tafsir al-Azhar yang hebat. Demikian juga siapa yang tidak mengenali Kiai Abdullah Syafi’i, salah seorang pengasas dan pemimpin Perguruan Asy-Syafi’eyah, di mana secara umumnya para ulama Betawi masa kini adalah murid-murid beliau. Untuk itu, melalui buku Kumpulan Khutbah ini, penulis ingin sekali mengingatkan kepada seluruh pengkhutbah di negeri ini agar dapat mengedepankan ilmu dan akhlak sehingga isi khutbah dapat masuk dan meresap di hati sanubari para pendengarnya dan di implementasikan dalam seluruh sendi-sendi kehidupannya. Oleh karenanya, intisari yang penulis masukkan di semua judul-judul khutbah di dalam buku ini merupakan refleksi Islam Indonesia yang berdasarkan pada sebuah kaidah fiqh al-muhafazhah ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah, yakni tetap menjaga tradisi keilmuan yang baik yang lahir dari di zaman salaf al-shalih, akan tetapi juga harus dapat merespon hal-hal baru modernitas yang baik yang hadir makalah kepemimpinan nabi muhammad mata kuliah kepemimpinan managerial undaris - ungaranAbstrak Islam sangat cermat dalam menetapkan pemimpin yang akan menjadi teladan kelompok yaitu menyuburkan dan membangun kepribadian Muslim. Salah seorang pemimpin yang memenuhi kualitas seperti itu, bagi seluruh umat Islam adalah Nabi Muhammad saw. Pengangkatan beliau sebagai Rasul Allah swt., selain untuk memimpin umat manusia juga untuk seluruh alam. Kepribadian Nabi Muhammad swt., sebagai manusia yang kepemimpinannya patut diteladani adalah ketangguhan beliau untuk menjadi pribadi yang tidak dipengaruhi keadaan masyarakat di sekitarnya yang masih jahiliyah. Aspek kepribadian yang sangat menonjol di dalam dirinya seperti kejujuran shiddiq, yang menjadi prinsip dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Kepribadian yang sempurna yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul Allah sebagai kepribadian yang terpuji dan sempurna, terkenal dengan sebutan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah, yang meliputi shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Dalam sejarah tercatat bahwa sosok Nabi Muhammad saw. berperan tidak hanya sebagai pemimpin dalam satu hal saja, melainkan sebagai pemimpin dalam segi kehidupan meliputi politik, ekonomi, militer, maupun dakwah. Periode Madinah Muhammad menjadi pemimpin tertinggi dalam bidang administratif negara Islam yang di bantu oleh kaum muslimin. Sebagai manajer dakwah , Rasulullah sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat, mendengar keinginan dan keluhan, memperhatikan potensi yang ada dalam masyarakat. Kunci suksesnya karena Community Resources, Community Educator dan Community Devoloper yang patut kita teladani. Kata Kunci Teladan, kepemimpinan, Nabi Muhammad saw. Abstract Islam is very careful in determining who will be an exemplary leader of the group that nourish and build a Muslim personality. One of the leaders who meet the quality like
Web server is down Error code 521 2023-06-15 123201 UTC Host Error What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d7ad55a5f7eb8d0 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Ilustrasi Syarh al-Qur’anDulu saat penulis masih aktif sebagai pelaku syarhil qur’an pada gelaran Musabaqah tilawatil Qur’an seringkali mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan referensi teks-teks syarhil Qur’an karena belum memiliki kapasitas dalam menyusun materi sendiri. Ada beberapa sumber yang menjadi rujukan saat itu, yaitu dari dewan pembina atau dari buku-buku panduan yang tersedia. nah teks yang saat ini sedang di baca oleh teman-teman adalah salahsatu contoh teks yang membawa sahabat saya KH Didin Misbachudin dari Kafilah MSQ Jawa Barat menjuarai perlombaan MSQ Nasional di Provinsi Banten waktu itu. pada Tahun 2013 saya meminta izin untuk men-share teks syarhil ini buat di jadikan rujukan oleh teman-teman aktifis dakwah ta’tsiriyyah melalui syarhil qur’ عليكم ورحمةالله وبركاته اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَافِيَةُ لِلْمُقِسِطِيْنَ. وَلاَعُدْوَانَ إِلاَ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلّىِ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ, وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُDewan hakim yang kami hormati Hadirin yang kami hormatiTransparency International, suatu lembaga penelitian independen yang bermarkas di Berlin melalui Global Coruption barometer menyatakan, bahwa Indonesia menempati peringkat pertama, sebagai negara terkorup se-Asia, dan peringkat kedelapan di antara negara-negara terkorup di dunia, setelah Nigeria, Pakistan, Kenya, Bangladesh, Cina, Kamerun, dan Venezuela. Bukan hanya itu, perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN di negara kita ini, sudah menjadi penyakit mental dan sosial yang mengkristal, virus-virusnya telah mewabah, meluah, bahkan melimpah ke segala bukan saja monopoli kalangan pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah; KKN bukan saja terjadi di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif; bahkan lembaga pemberantas tindak pidana korupsi pun, terjerumus ke dalam penyakit pembangunan terhambat, pendidikan tersumbat, ekonomi tersendat, kemiskinan terus meningkat, rakyat semakin melarat, hukum hampir sekarat, karena tidak mampu menjerat, para koruptor biang penjahat, yang dikutuk dan bagaimana upaya kita memberantas perilaku KKN di negeri ini? Sebagai jawabannya Mewujudkan Pemerintahan Bebas KKN adalah tema syarh al-Qur’an yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini, dengan rujukan al-Qur’an surat al-Anfal 27 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.Hadirin yang kami hormatiayat ini, merupakan landasan theologis dalam mewujudkan Pemerintahan yang amanah dan bersih dari KKN. Karena Secara semantik, kalimat لاتخونوا merupakan syighat al-Nahyi. Sedangkan Qa’idah Ushul fiqh menyatakanالاصل في النهي للتحريمPada asalnya suatu larangan, menunjukan demikian, haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh insan beriman, mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kita, sebagaimana haramnya mengkhianati Allah dan Rasulul-Nya. Sedangkan yang dimaksud amanah adalah هي الاعمال التي اءتمن الله عليها العباد Segala pekerjaan yang telah diamanahkan Allah kepada setiap hambannya”. Demikian penjelasan imam Ali Ashobuni dalam Shofwat al-Ttafasir, jilid I hlm perspektif theologies, amanah merupakan fitrah. Setiap kita ditaqdirkan memikul amanah sesuai tugas dan fungsi masing-masing, dan setiap amanah harus dilakukan dengan penuh kejujuran, karena amanah akan dipertanggungjawabkan, baik dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan. Inilah esensi sabda Rasulullah Saw.كلكم راع وكلكم مسؤول عن راعيته Setiap kita adalah pemimpin atau pemegang amanah, dan akan diminta pertanggungjawaban dari kepemimpinannya atau hadirin, kita bangga karena Indonesia ini merupakan negara beragama. Dan setiap agama, mengajarkan pentingnya menjaga amanah. Bahkan Rasulullah Saw bersabdaالدين امانه لا دين لمن لا امانت لهUrgensi agama adalah amanah, dan dipandang tidak beragama bagi orang yang tidak sayang seribu sayang hadirin, kita merasa malu karena sebagai negara beragama, tapi justeru perilau ketidak jujuran semakin merajalela, korupsi, kolusi dan nepotisme hampir membudaya, pada segenap lapisan bangsa. Ironinya, penyakit KKN ini sebagai dosa warisan sejak penjajahan Belanda, era orde lama dan orde baru berkuasa, bahkan di era reformasi pun kita kecewa, karena masih ada oknum-oknum reformasi durjana, yang merampok aset negara, di tengah-tengah bangsa kita sedang merana. Na’udzubillah min kenapa hadirin, penyakit KKN ini dipandang dapat merugikan bangsa? Karena secara sosiologis antropologis korupsi berarti tindak pidana berupa manipulasi, pungli, mark-up, dan pencurian dana publik, secara langsung maupun terselubung, dengan maksud meraih keuntungan pribadi. Sedangkan kolusi adalah model kerjasama negatif antar individu atau kelompok semata-mata untuk memperoleh keuntungan illegal dan merugikan orang lain. Dan nepotisme, berarti mengambil keuntungan dengan memanfaatkan kedekatan terhadap seseorang secara tidak professional dan proforsional seingga perilaku seperti itu bukannya mendukung pembangunan tapi menghambat sekaligus menghancurkan pembangunan. Pantas, Undang-undang Republik Indoesia No. 31 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dinyatakan bahwa dalam hal tindak pidana korupsi yang dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan kepada seorang koruptor. Namun sayang seribu sayang, sampai hari ini, kita sering mendengar, bukan koruptor yang di hukum mati, tapi koruptor yang bersembunyi di dalam negeri, koruptor yang lari ke luar negeri, koruptor yang tidak diadili, bahkan koruptor yang terkesan dilindungi. Na’udzubillah min Dzalik. Oleh karena itu, dalam mewujudkan Indonesia bebas KKN, terutama di tingkat Pemerintahannya, langkah utama dan pertamanya adalah hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Quran pada surat al-Maidah [6] 8 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَHadirin yang kami hormati Ayat tersebut merupakan landasan efistemologis bagi kita dan seluruh insan beriman, agar selalu menjadi penegak kebenaran, dan keadilan termasuk dalam mewujudkan Pemerintahan bebas KKN. Prinsipnya menurut imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-Adzimكونوا قوامين بالحق لله عزوجلا لا لآجل الناس والسمعهJadilah kalian komunitas penegak kebenaran dan keadilan karena Allah Aja wa Jalla semata, bukan karena mengharap penglihatan dan pendengaran manusia . Inilah essensi kalimatاعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىBerlaku adil-lah karena sikap adil lebih dekat kepada demikian, ayat ini sebagai motivasi sekaligus instruksi kepada kita, para pemimpin bangsa, para penegak hukum, bahwa dalam mewujudkan Indonesia bebas KKN terutama dalam memberantas korupsi, kita bukan saja dituntut memperbaiki konstitusi, bukan saja dituntut memperbanyak lembaga anti korupsi, tapi kita pun dituntut untuk cepat beraksi, tegakan keadilan di republik ini, Peat justitia et preat mundus, keadilan harus tetap tegak sekalipun bumi akan dalam rangka menegakkan keadilan, Rasulullah Saw. dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin umat, dengan tegas bersabdaواللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَاDemi Allah, kalau Fatimah puteriku, terbukti mencuri, pasti akan aku sendiri yang akan memotong tangannya”. Allahu hadirin tipe pemimpin pelindung rakyat yang menegakan keadilan. Sebab kalau pemimpinnya tidak adil, niscaya akan muncul law of jungle to politely of people, hukum rimba menjadi peradaban. Kalau pemimpinnya tidak adil, niscaya akan lahir penguasa-penguasa bergaya tupai, bermental keledai, yang siap membantai; bahkan tidak mustahil akan lahir penguasa-penguasa bermental durjana, berairmata buaya pandai berpura-pura, gayanya bak orator padahal biangnya koruptor. Naudzubillah min bagaimanakah praktik keadilan jika dikaitkan dengan upaya pemberantasan KKN di negara kita? Al-hamdulillah, pemerintah kita melalui KOmisi pemberntasan Korupsi sedang giat-giatnya menegakan keadilan, mengusut tuntas para pelanggar hukum, terutama para koruptor kelas kakap, Jangan sampai, pencuri sandal dipukuli sampai mati, eeh….koruptor pembobol uang rakyat kok sebab itu, kami menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia, jadikanlah kejujuran sebagai landasan etis dalam segala akivitas dan perbuatan, kepada aparatur pemeritah agar selalu bersikap amanah terhadap tugas dan kewajiban, juga kepada para penegak hukum, bulatkan tekad, ikhlaskan niat, untuk menegakkan hukum dengan seadil-adilnya dinegara langkah tersebut telah kita lakukan maka mewujudkan pemerintahan bebas KKN bukan lagi impian melainkan suatu kenyataan. Amin ya Rabbal’ Jika sikap ini yang kita tumbuhkembangkan, Allah akan mencatatnya sebagai amal sholeh dalam konteks pembangunan yang akan mendapat balasan dari Allah, sebagaimana terangkai dalam QS. al-Maidah [5] 9 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌAllah telah berjanji kepada orang yang beriman dan beramal kebaikan, bahwa bagi mereka ampunan dan pahala yang berakhirnya lantunan kalam Illahi tadi, uraian ini dapat disimpulkan, bahwa KKN, korupsi, kolusi dan nevotisme merupakan penyakit sosial yang kronis yang harus kita obati, dengan internalisasi dan aktualisasi implentasi nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah pemerintahan akan bebas KKN, sehingga pertiwi kembali berseri, karena pemerintahnya semakin berbudi. Amin ya Rabbal’ عليكم ورحمة الله وبركا تهdemikianlah contoh teks syarhil qur’an semoga bermanfaatshare link website ini jika bermanfaat ya terimakasih
kumpulan teks syarhil qur an terbaru